SDKI D.0143 – Risiko Jatuh

1. Definisi

Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh.

Penjelasan Sederhana

Kondisi di mana seseorang berisiko terjatuh akibat berbagai faktor, seperti kelemahan fisik, gangguan keseimbangan, atau lingkungan yang tidak aman. Hal ini perlu diwaspadai untuk mencegah cedera dan komplikasi lainnya, terutama pada lansia atau pasien tertentu.

Penjelasan sederhana oleh Periksai.com

2. Faktor Risiko

  1. Usia ≥65 tahun (pada dewasa) atau ≤2 tahun (pada anak)
  2. Riwayat jatuh
  3. Anggota gerak bawah prostesis (buatan)
  4. Penggunaan alat bantu berjalan
  5. Penurunan tingkat kesadaran
  6. Perubahan fungsi kognitif
  7. Lingkungan tidak aman (mis. licin, gelap, lingkungan asing)
  8. Kondisi pasca operasi
  9. Hipotensi ortostatik
  10. Perubahan kadar glukosa darah
  11. Anemia
  12. Kekuatan otot menurun
  13. Gangguan pendengaran
  14. Gangguan keseimbangan
  15. Gangguan penglihatan (mis. glaukoma, katarak, ablasio retina, neuritis optikus)
  16. Neuropati
  17. Efek agen farmakologis (mis. sedasi, alkohol, anestesi umum)

3. Kondisi Klinis Terkait

  1. Osteoporosis
  2. Kejang
  3. Penyakit serebrovaskular
  4. Katarak
  5. Glaukoma
  6. Demensia
  7. Hipotensi
  8. Amputasi
  9. Intoksikasi
  10. Preeklamsi

4. Luaran Keperawatan Untuk SDKI D.0143 – Risiko Jatuh

Luaran Utama :

  1. SLKI L.14138 – Tingkat Jatuh

Luaran Tambahan:

  1. SLKI L.05038 – Ambulasi
  2. SLKI L.06048 – Fungsi Sensori
  3. SLKI L.14126 – Keamanan Lingkungan Rumah
  4. SLKI L.05039 – Keseimbangan
  5. SLKI L.05041 – Koordinasi Pergerakan
  6. SLKI L.05042 – Mobilitas Fisik
  7. SLKI L.09086 – Status Kognitif
  8. SLKI L.14136 – Tingkat Cedera
  9. SLKI L.09095 – Tingkat Delirium
  10. SLKI L.09096 – Tingkat Demensia

Referensi

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
  2. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
  3. Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  4. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  5. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  6. Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tilley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s, Mental Health, Geronic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Ditinjau oleh: Anisa S.Kep., Ns

Tinggalkan komentar