SDKI D.0072 – Risiko Disfungsi Seksual

1. Definisi

Berisiko mengalami perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang, orgasme dan relaksasi yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna/tidak adekuat.

Penjelasan Sederhana

Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami masalah dalam aktivitas seksual. Ini bisa berupa kesulitan mencapai kepuasan, kurangnya gairah, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Penyebabnya beragam, mulai dari faktor fisik hingga psikologis.

Penjelasan sederhana oleh Periksai.com

2. Faktor Risiko

Biologis

  1. Gangguan neurologi
  2. Gangguan urologi
  3. Gangguan endokrin
  4. Keganasan
  5. Faktor ginekologi (mis. kehamilan, pasca persalinan)
  6. Efek agen farmakologis

Psikologis

  1. Depresi
  2. Kecemasan
  3. Penganiayaan psikologis/seksual
  4. Penyalahgunaan obat/zat

Situasional

  1. Konflik hubungan
  2. Kurangnya privasi
  3. Pola seksual pasangan menyimpang
  4. Ketiadaan pasangan
  5. Ketidakadekuatan edukasi
  6. Konflik nilai personal dalam keluarga, budaya dan agama

3. Kondisi Klinis Terkait

  1. Diabetes mellitus
  2. Penyakit jantung (mis. hipertensi, penyakit jantung koroner)
  3. Penyakit paru (mis. TB, PPOK, asma)
  4. Stroke
  5. Kehamilan
  6. Kanker
  7. Gangguan endokrin, perkemihan, neuromuskuler, muskuloskeletal, kardiovaskular
  8. Trauma genital
  9. Pembedahan pelvis
  10. Kanker
  11. Menopause
  12. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia, gangguan kepribadian, penyalahgunaan atau penggunaan zat, gangguan kecemasan, dan skizofrenia.

4. Luaran Keperawatan Untuk SDKI D.0072 – Risiko Disfungsi Seksual

Luaran Utama :

  1. SLKI L.07055 – Fungsi Seksual

Luaran Tambahan:

  1. SLKI L.09068 – Harapan
  2. SLKI L.09069 – Harga Diri
  3. SLKI L.07056 – Identitas Seksual
  4. SLKI L.13119 – Penampilan Peran
  5. SLKI L.09097 – Tingkat Depresi
  6. SLKI L.05046 – Tingkat Keletihan

Referensi

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
  2. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
  3. Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  4. Carteiro, D., Caldeira, S., Sousa, L., Costa, D., & Mendes, C. (2016). Clinical Validation of the Nursing Diagnosis of Sexual Dysfunction in Pregnant Women. International Journal Of Nursing Knowledge, doi:10.1111/2047-3095.12139.
  5. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  6. Evans, R. J., Evans, M. K., Brown, Y. M. R., & Orshan, S. A. (2010). Canadian maternity, newborn, and women’s health nursing: comprehensive care across the life span. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  7. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  8. Melo, A. S., Carvalho, E. d., & Haas, V. J. (2008). Defining characteristics, validated by specialists and manifested by patients: a study of the Sexual Dysfunction and Ineffective Sexuality Pattern diagnoses. Revista Latino-Americana De Enfermagem, 16(6), 951-958.
  9. Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tilley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s, Mental Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Ditinjau oleh: Anisa S.Kep., Ns

Tinggalkan komentar