SDKI D.0053 – Disorganisasi Perilaku Bayi

1. Definisi

Disintegrasi respon fisiologis dan neurobehavior bayi terhadap lingkungan.

Penjelasan Sederhana

Kondisi di mana bayi menunjukkan pola perilaku yang tidak teratur atau tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. Ini bisa terlihat dari cara bayi berinteraksi, merespons rangsangan, atau melakukan aktivitas sehari-hari yang berbeda dari bayi seusianya.

Penjelasan sederhana oleh Periksai.com

2. Penyebab

  1. Keterbatasan lingkungan fisik
  2. Ketidaktepatan sensori
  3. Kelebihan stimulasi sensorik
  4. Imaturitas sistem sensoris
  5. Prematuritas
  6. Prosedur invasif
  7. Malnutrisi
  8. Gangguan motorik
  9. Kelainan kongenital
  10. Kelainan genetik
  11. Terpapar teratogenik

3. Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

  1. Hiperektensi ekstermitas
  2. Jari-jari menganga atau tangan menggengggam
  3. Respon abnormal terhadap stimulus sensorik
  4. Gerakan tidak terkoordinasi

4. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

  1. Menangis
  2. Tidak mampu menghambat respon terkejut
  3. Iritabilitas
  4. Gangguan refleks
  5. Tonus motorik berubah
  6. Tangan di wajah
  7. Gelisah
  8. Tremor
  9. Tersentak
  10. Aritmia
  11. Bradikardia atau takikardia
  12. Saturasi menurun
  13. Tidak mau menyusu
  14. Warna kulit berubah

5. Kondisi Klinis Terkait

  1. Hospitalisasi
  2. Prosedur invasif
  3. Prematuritas
  4. Gangguan neurologis
  5. Gangguan pernapasan
  6. Gangguan kardiovaskular

6. Luaran Keperawatan Untuk SDKI D.0053 – Disorganisasi Perilaku Bayi

Luaran Utama :

  1. SLKI L.05043 – Organisasi Perilaku Bayi

Luaran Tambahan:

  1. SLKI L.10095 – Adaptasi Neonatus
  2. SLKI L.06048 – Fungsi Sensori
  3. SLKI L.13117 – Kinerja Pengasuhan
  4. SLKI L.05041 – Koordinasi Pergerakan
  5. SLKI L.03024 – Nafsu Makan
  6. SLKI L.05045 – Pola Tidur
  7. SLKI L.06053 – Status Neurologis
  8. SLKI L.03031 – Status Nutrisi Bayi
  9. SLKI L.08064 – Status Kenyamanan

Referensi

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
  2. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
    Als, H., et al. (2005). The assessment of preterm infants’ behavior (APIB): furthering the understanding and measurement of neurodevelopmental competence in preterm and full-term infants. Mental Retardation and Developmental Disabilities Research Reviews, 11(1), 94–102.
    Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  3. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  4. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  5. Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s, Mental Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Ditinjau oleh: Anisa S.Kep., Ns

Tinggalkan komentar