SDKI D.0040 – Gangguan Eliminasi Urine

1. Definisi

Disfungsi eliminasi urin.

Penjelasan Sederhana

Kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air kecil. Bisa termasuk sering pipis, susah menahan kencing, atau malah sulit mengeluarkan air seni. Masalah ini bisa bikin nggak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penjelasan sederhana oleh Periksai.com

2. Penyebab

  1. Penurunan kapasitas kandung kemih
  2. Iritasi kandung kemih
  3. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
  4. Efek tindakan medis dan diagnostik (mis. operasi ginjal, operasi saluran kemih, anestesi, dan obat-obatan)
  5. Kelemahan otot pelvis
  6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. imobilisasi)
  7. Hambatan lingkungan
  8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
  9. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. anomali saluran kemih kongenital)
  10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun)

3. Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

  1. Desakan berkemih (Urgensi)
  2. Urin menetes (dribbling)
  3. Sering buang air kecil
  4. Nokturia
  5. Mengompol
  6. Enuresis

Objektif

  1. Distensi kandung kemih
  2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
  3. Volume residu urin meningkat

4. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

(tidak tersedia)

5. Kondisi Klinis Terkait

  1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
  2. Hiperglikemi
  3. Trauma
  4. Kanker
  5. Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
  6. Neuropati diabetikum
  7. Neuropati alkoholik
  8. Stroke
  9. Parkinson
  10. Skeloris multipel
  11. Obat alpha adrenergik

6. Keterangan

Diagnosis ini masih bersifat umum untuk ditegakkan di klinik, sebaiknya penegakan diagnosis ini lebih spesifik pada inkontinensia atau retensi. Namun diagnosis ini dapat dipergunakan jika perawat belum berhasil mengidentifikasi faktor penyebab inkotinensia atau retensi urin.

7. Luaran Keperawatan Untuk SDKI D.0040 – Gangguan Eliminasi Urine

Luaran Utama :

  1. SLKI L.04034 – Eliminasi Urine

Luaran Tambahan:

  1. SLKI L.04036 – Kontinensia Urine
  2. SLKI L.14127 – Kontrol Gejala
  3. SLKI L.06053 – Status Neurologis
  4. SLKI L.14137 – Tingkat Infeksi

Referensi

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
  2. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
  3. Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  4. DeBrito, et al (2014). Nursing Diagnosis in Patients undergoing Hemodialysis. Journal Efermeria Global, 34, 82-92.
  5. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  6. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  7. Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s, Mental Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Ditinjau oleh: Anisa S.Kep., Ns

Tinggalkan komentar