SDKI D.0038 – Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Home » SDKI - Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia » Kategori Fisiologis » Subkategori : Nutrisi dan Cairan » SDKI D.0038 – Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

1. Definisi

Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal.

Penjelasan Sederhana

Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami naik-turunnya kadar gula darah secara tidak normal. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti pola makan yang tidak teratur, kurang olahraga, atau masalah kesehatan tertentu. Penting untuk dipantau agar tidak menimbulkan komplikasi.

Penjelasan sederhana oleh Periksai.com

2. Faktor Risiko

  1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes
  2. Ketidaktepatan pemantauan glukosa darah
  3. Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes
  4. Manajemen medikasi tidak terkontrol
  5. Kehamilan
  6. Periode pertumbuhan cepat
  7. Stres berlebihan
  8. Penambahan berat badan
  9. Kurang dapat menerima diagnosis

3. Kondisi Klinis Terkait

  1. Diabetes melitus
  2. Ketoasidosis diabetik
  3. Hipoglikemia
  4. Diabetes gestasional
  5. Penggunaan kortikosteroid
  6. Nutrisi parenteral total (TPN)

4. Luaran Keperawatan Untuk SDKI D.0038 – Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Luaran Utama :

  1. SLKI L.03022 – Kestabilan Kadar Glukosa Darah

Luaran Tambahan:

  1. SLKI L.14128 – Kontrol Risiko
  2. SLKI L.03025 – Perilaku Mempertahankan Berat Badan
  3. SLKI L.03027 – Perilaku Menurunkan Berat Badan
  4. SLKI L.07059 – Status Antepartum
  5. SLKI L.07060 – Status Intrapartum
  6. SLKI L.03030 – Status Nutrisi
  7. SLKI L.07062 – Status Pascapartum
  8. SLKI L.12111 – Tingkat Pengetahuan

Referensi

  1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
  2. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
  3. Association for Clinical Biochemistry. (2012). Glucose (Blood, serum, plasma). Diperoleh dari http://www.acb.org.uk/Nat%20Lab%20Med%20Hbk/Glucose.pdf.
  4. Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  5. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  6. International Council of Nurses (2015). Internasional Classification of Nursing Practice, Nursing Diagnosis and Outcomes Statement. Geneva, Switzerland: International Council of Nurses.
  7. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  8. Kirk, J. K., et al. (2011). Blood glucose symptom recognition: perspectives of older rural adults. The Diabetes Educator, 37(3) 363–369.
  9. NHS. (2015). A Guide to Monitoring Blood Glucose for Patients with diabetes in Care Homes. Diperoleh dari http://www.shropshireccg.nhs.uk/download.cfm?doc=docm93jijm4n6952.pdf&ver=10877.
  10. Savage, M. W., Dhatariya, K. K., Kilvert, A., Rayman, G., Rees, J. A. E., Courtney, C. H., … Hamersley, M. S. (2011). Joint British Diabetes Societies guideline for the management of diabetic ketoacidosis. Diabetic Medicine, 28(5), 508–515. https://doi.org/10.1111/j.1464-5491.2011.03246.

Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Ditinjau oleh: Anisa S.Kep., Ns

Tinggalkan komentar