ICD-10: Sistem Lengkap Klasifikasi Penyakit Internasional

Home » ICD » ICD-10: Sistem Lengkap Klasifikasi Penyakit Internasional

Kode ICD-10 (International Classification of Diseases, Tenth Revision) adalah sistem klasifikasi dan pengkodean standar internasional untuk diagnosis dan prosedur kesehatan. Digunakan secara luas di seluruh dunia, ICD-10 memainkan peran krusial dalam pelaporan statistik kesehatan, manajemen informasi kesehatan, dan pembiayaan layanan kesehatan.

Apa itu ICD-10?

ICD-10 adalah singkatan dari International Classification of Diseases, Tenth Revision (Klasifikasi Penyakit Internasional, Revisi Kesepuluh). Ini merupakan sistem pengkodean yang digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit, gejala, tanda-tanda abnormal, keluhan, keadaan sosial, dan penyebab eksternal cedera atau penyakit.

Sejarah Singkat

  • 1893: Klasifikasi Internasional Penyebab Kematian pertama kali diperkenalkan.
  • 1948: WHO mengambil alih tanggung jawab untuk ICD dan menerbitkan ICD-6.
  • 1992: ICD-10 diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia.
  • 1994: ICD-10 mulai digunakan secara resmi.
  • 2015: Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, mengadopsi ICD-10-CM (Clinical Modification) untuk penggunaan klinis.

Struktur ICD-10

Ilustrasi bagaimana setiap bagian dari kode ICD-10 memberikan informasi yang semakin spesifik tentang kondisi medis yang diklasifikasikan. Mulai dari kategori umum penyakit pernafasan, kemudian mempersempit ke asma persisten, dan akhirnya menentukan tingkat keparahannya.
Ilustrasi bagaimana setiap bagian dari kode ICD-10 memberikan informasi yang semakin spesifik tentang kondisi medis yang diklasifikasikan. Mulai dari kategori umum penyakit pernafasan, kemudian mempersempit ke asma persisten, dan akhirnya menentukan tingkat keparahannya.

ICD-10 menggunakan sistem alfanumerik dengan format sebagai berikut:

  1. Kategori: Tiga karakter alfanumerik (misalnya, A00-Z99)
  2. Subkategori: Karakter keempat numerik
  3. Sub-subkategori: Karakter kelima (opsional)
  4. Ekstensi: Karakter Alfanumerik keenam (opsional)
 

Contoh:

  • E11: Diabetes mellitus tipe 2
  • E11.3: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi oftalmik
  • E11.31: Diabetes mellitus tipe 2 dengan retinopati diabetik nonproliferatif ringan

Untuk memahami struktur ICD-10 dengan lebih baik, perhatikan diagram berikut yang mengilustrasikan komponen-komponen utama dari kode ICD-10:

Diagram ini mengilustrasikan struktur kode ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th revision) menggunakan contoh spesifik dari Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi.
Diagram ini mengilustrasikan struktur kode ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th revision) menggunakan contoh spesifik dari Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi.

Bab-bab Utama ICD-10

ICD-10 terdiri dari 22 bab utama, masing-masing mencakup sekelompok kondisi terkait:

No.
Kode Blok
Nama Bab (Indonesia)
Chapter Name (English)
I
A00-B99
Penyakit infeksi dan parasit tertentu
Certain infectious and parasitic diseases
II
C00-D48
Neoplasma
Neoplasms
III
D50-D89
Penyakit darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme kekebalan
Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving the immune mechanism
IV
E00-E90
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
Endocrine, nutritional and metabolic diseases
V
F00-F99
Gangguan mental dan perilaku
Mental and behavioural disorders
VI
G00-G99
Penyakit sistem saraf
Diseases of the nervous system
VII
H00-H59
Penyakit mata dan adneksa
Diseases of the eye and adnexa
VIII
H60-H95
Penyakit telinga dan prosesus mastoideus
Diseases of the ear and mastoid process
IX
I00-I99
Penyakit sistem sirkulasi
Diseases of the circulatory system
X
J00-J99
Penyakit sistem pernapasan
Diseases of the respiratory system
XI
K00-K93
Penyakit sistem pencernaan
Diseases of the digestive system
XII
L00-L99
Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Diseases of the skin and subcutaneous tissue
XIII
M00-M99
Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat
Diseases of the musculoskeletal system and connective tissue
XIV
N00-N99
Penyakit sistem genitourinari
Diseases of the genitourinary system
XV
O00-O99
Kehamilan, persalinan dan masa nifas
Pregnancy, childbirth and the puerperium
XVI
P00-P96
Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal
Certain conditions originating in the perinatal period
XVII
Q00-Q99
Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom
Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities
XVIII
R00-R99
Gejala, tanda dan temuan abnormal klinis dan laboratorium, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classified
XIX
S00-T98
Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lainnya dari penyebab eksternal
Injury, poisoning and certain other consequences of external causes
XX
V01-Y98
Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas
External causes of morbidity and mortality
XXI
Z00-Z99
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan layanan kesehatan
Factors influencing health status and contact with health services
XXII
U00-U99
Kode untuk tujuan khusus
Codes for special purposes

Penggunaan ICD-10 dalam Praktik Medis

ICD-10 memiliki berbagai aplikasi penting dalam praktik medis dan administrasi kesehatan:

  1. Dokumentasi Klinis: Membantu dalam pencatatan diagnosis pasien secara akurat.
  2. Pelaporan Statistik: Digunakan untuk melacak tren penyakit dan kondisi kesehatan.
  3. Penagihan dan Pembayaran: Penting untuk klaim asuransi dan penggantian biaya layanan kesehatan.
  4. Penelitian Medis: Memfasilitasi analisis data kesehatan untuk studi epidemiologi.
  5. Manajemen Kualitas: Membantu dalam pemantauan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Keuntungan ICD-10

  1. Spesifisitas Tinggi: Menyediakan detail lebih lanjut tentang sifat penyakit atau cedera.
  2. Fleksibilitas: Memungkinkan penambahan kode baru seiring perkembangan ilmu kedokteran.
  3. Komparabilitas Internasional: Memfasilitasi perbandingan data kesehatan antar negara.
  4. Peningkatan Keamanan Pasien: Kode yang lebih spesifik dapat mengurangi kesalahan medis.

Tantangan dalam Implementasi ICD-10

  1. Kurva Pembelajaran: Memerlukan pelatihan ekstensif untuk staf medis dan administratif.
  2. Biaya Implementasi: Investasi signifikan dalam perangkat lunak dan pelatihan.
  3. Kompleksitas: Jumlah kode yang lebih besar dapat menyebabkan kebingungan awal.
  4. Masalah Interoperabilitas: Tantangan dalam integrasi dengan sistem lama atau sistem di fasilitas kesehatan lain.

ICD-10 di Indonesia

Indonesia telah menggunakan ICD-10 versi 2010 sebagai standar klasifikasi penyakit nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menerbitkan pedoman penggunaan ICD-10 yang disesuaikan dengan konteks kesehatan lokal.

Implementasi di Indonesia:

  1. Pelatihan Nasional: Program pelatihan reguler untuk tenaga kesehatan.
  2. Adaptasi Lokal: Beberapa modifikasi untuk menyesuaikan dengan penyakit tropis dan kondisi lokal.
  3. Integrasi dengan BPJS: Penggunaan kode ICD-10 dalam sistem klaim BPJS Kesehatan.
  4. Penelitian Kesehatan: Pemanfaatan data ICD-10 untuk studi epidemiologi nasional.

Masa Depan: ICD-11

WHO telah merilis ICD-11, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2022. ICD-11 menawarkan beberapa peningkatan, termasuk:

  1. Struktur yang lebih fleksibel
  2. Integrasi yang lebih baik dengan rekam medis elektronik
  3. Penambahan bab baru, seperti “Pengobatan Tradisional”
  4. Peningkatan dalam klasifikasi penyakit langka dan gangguan imun

Transisi global ke ICD-11 diperkirakan akan berlangsung selama beberapa tahun ke depan, dengan berbagai negara mengadopsinya pada kecepatan yang berbeda-beda.

Kesimpulan

ICD-10 merupakan alat vital dalam manajemen informasi kesehatan modern. Meskipun implementasinya dapat menantang, manfaatnya dalam meningkatkan akurasi diagnosis, pelaporan statistik, dan penelitian medis sangat signifikan. Dengan perkembangan menuju ICD-11, kita dapat mengharapkan sistem klasifikasi penyakit yang lebih komprehensif dan adaptif di masa depan.

Sebagai profesional kesehatan atau administrator, pemahaman mendalam tentang ICD-10 sangat penting untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan efisiensi sistem kesehatan secara keseluruhan.

Referensi

  1. World Health Organization. International Classification of Diseases (ICD). Diakses pada 12 September 2024, dari https://www.who.int/standards/classifications/classification-of-diseases
  2. Centers for Disease Control and Prevention. International Classification of Diseases, Tenth Revision, Clinical Modification (ICD-10-CM). Diakses pada 12 September 2024, dari https://www.cdc.gov/nchs/icd/icd-10-cm/index.html
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Penyakit dengan Terminologi ICD-10. Diakses pada 12 September 2024, dari https://rc.kemkes.go.id/standar-penyakit-dengan-terminologi-icd-10-9002ac
  4. World Health Organization. ICD-11 for Mortality and Morbidity Statistics. Diakses pada 12 September 2024, dari https://icd.who.int/browse11/l-m/en
  5. American Academy of Professional Coders. What is ICD-10? Diakses pada 12 September 2024, dari https://www.aapc.com/icd-10/
 

 


Ditulis Oleh: Giswara Darusman Saleh

Technical writer dengan latar belakang pengalaman di bidang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Senang mencoba menerjemahkan konsep teknis kesehatan menjadi informasi yang mudah dipahami masyarakat umum.


Tinggalkan komentar